"Don't worry about your english" kata Profesor Lyncolin,saat mengajar mahasiswa program linkage. Ternyata benar, kebanyakan orang jepang ketika harus berbicara dengan bahsa inggris masih mengalami kesulitan dalam pengucapan (karena faktor bahasa merke yg tidak mengenal beberapa suku kata), sehingga kita pun tidak perlu terlalu minder. Bisa berlatih praktis tanpa takut salah.
Ada juga yang memberi informasi jika orang jepang suka mabuk atau minum-minuman keras, sehingga jika kita mendapati dosen yg suka minum beralkohol, kita pun harus minum?
Jika kita mengikuti hal tersebut tentu kita perlu beranya pada diri kita sebagai seorang muslim, apakah hanya demi sang dosen ku harus mengikuti prilakunya yg ga bener?
Seharusnya kita beprilaku menunjukkan bahwa seorang muslim dilarang untuk hal tersebut, sebagaimana isi ceramah di masjid Kobe hari ini. Sang khotib menunjukkan bahwa berdakwah kepada orang jepang adalah dengan menampakkan performance sebagai seorang muslim, sehingga mereka bisa mengerti dan bertanya tentang Islam.
Mereka pun bisa mengerti kok! Tanpa harus kita mengorbankan prinsip kita sebagai seorang muslim.
Awalnya ku ragu mau ambil mata kuliah jum'at pagi (takut ga ngejar jumatan),karena selesainya jam 12. 20. Ternyata ketika kita minta ijin kepada sang profesor bahwa kita harus melakukan ibadah sholat jumat, maka dia pun mengijinkan dan akhirnya mengubah jamnya (memajukan lebih awal agar kita bisa jumatan).
Pada hari jumat juga ada janji dengan profesor, awalnya kuingin titip saja formulir yg harus ditandatangani sang profesor (minta tanda tangan doang untuk KRS), dan sungkan jika harus profesor menunggu kita. Ternyata, sang prof. malah meminta harus ketemu sendiri dan menunggu. Dan bertanya serta minta maaf, dikiranya jika di indonesia jumat libur,sedngkan disini kalian harus tetap masuk.
Mereka pun bisa mengerti,asal kita mau untuk mengerti tentang diri kita. Mengapa harus berubah, jika kiat memang yakin bahwa Islam adalah agama kita?
Ada juga yang memberi informasi jika orang jepang suka mabuk atau minum-minuman keras, sehingga jika kita mendapati dosen yg suka minum beralkohol, kita pun harus minum?
Jika kita mengikuti hal tersebut tentu kita perlu beranya pada diri kita sebagai seorang muslim, apakah hanya demi sang dosen ku harus mengikuti prilakunya yg ga bener?
Seharusnya kita beprilaku menunjukkan bahwa seorang muslim dilarang untuk hal tersebut, sebagaimana isi ceramah di masjid Kobe hari ini. Sang khotib menunjukkan bahwa berdakwah kepada orang jepang adalah dengan menampakkan performance sebagai seorang muslim, sehingga mereka bisa mengerti dan bertanya tentang Islam.
Mereka pun bisa mengerti kok! Tanpa harus kita mengorbankan prinsip kita sebagai seorang muslim.
Awalnya ku ragu mau ambil mata kuliah jum'at pagi (takut ga ngejar jumatan),karena selesainya jam 12. 20. Ternyata ketika kita minta ijin kepada sang profesor bahwa kita harus melakukan ibadah sholat jumat, maka dia pun mengijinkan dan akhirnya mengubah jamnya (memajukan lebih awal agar kita bisa jumatan).
Pada hari jumat juga ada janji dengan profesor, awalnya kuingin titip saja formulir yg harus ditandatangani sang profesor (minta tanda tangan doang untuk KRS), dan sungkan jika harus profesor menunggu kita. Ternyata, sang prof. malah meminta harus ketemu sendiri dan menunggu. Dan bertanya serta minta maaf, dikiranya jika di indonesia jumat libur,sedngkan disini kalian harus tetap masuk.
Mereka pun bisa mengerti,asal kita mau untuk mengerti tentang diri kita. Mengapa harus berubah, jika kiat memang yakin bahwa Islam adalah agama kita?
Komentar
Posting Komentar