Langsung ke konten utama

091011: Untung Ada Google Translate

Melanjutkan cerita tentang bahasa itu penting. Inti komunikasi adalah saling mengerti apa yang diinginkan. Berbelanja kebutuhan telepon sangat penting, pada hari pertama diantar oleh senior yang sudah jago berbahasa jepang sehingga sangat membantu. Ternyata tidak semua kami bisa membuat langganan HP secara bersamaan karena kendala teknis, sehingga kami harus mengurusnya sendiri. Begitu banyak informasi, membuat kami bingung memilih paket yang termurah. Ada yang menyarankan membeli HP second dulu lalu beli nomernya,sehingga lebih murah. Jika paket baru, termasuk HP nya maka kami harus membayar biaya aktivasi nomer sebesar 3.159 ditambah biaya telpon sebesar 1295 untuk paket telpon dan sms. Pada bulan kedua membayar 3.150 untuk membayar HP dan biaya bulanan 1295. Pada bulan ketiga baru membayar biaya bulanan saja sebesar 1295.
Toko Elektronik (2nd)
Merasa kemahalan untuk membeli HP baru seharga 3.150, kami pun pergi mencari HP second. Ternyata, malah diantara kami ada yang membeli dengan harga 3.000, 4.000 dan lainnya (tergantung selera). jika memang berpikir hemat, tentu kan lebih murah yang baru hanya seharga 3.150? entah alasan apa tiba-tiba banyak yang memilih hp nya dulu (second) dan berpikir nomer kemudian.
Pulang pun dengan hanya membawa HP (tanpa nomer), coba bayangkan apa enaknya punya HP tapi tidak bisa ditelpon atau dibuat untuk berkomunikasi dengan yang lain?

Besok, harinya salah seorang teman memutusakan harus segera memiliki nomer HP,dan memilih yang baru dengan harga 3.150. Lalu bagaimana dengan Hp second nya? dikembalikan ke tempat pembelian barang second. Disinilah "untungnya ada google" terjadi, Orang jepang tidak bisa berbahas inggris dan temanku tidak bisa berbahasa jepang.
Dengan inisiatif sang penjaga toko membuka google translate dan mengetik kata-katanya untuk di translate ke bahasa inggris. Untuk menjawabnya maka temanku pun mengetikkan kata-katanya dan di translate ke bahasa jepang.



Komunikasi pun lancar, dan HP second bisa dikembalikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjuangan Beli HP dan Nomer Baru di Nagoya

 Ternyata, meski pernah di Kobe city, tak semudah yang kubayangkan dalam membeli nomer hp baru. Syaratnya cukup mudah, hanya membawa ID card (baik residence maupun mahasiswa), kartu ATM bank jepang dan passport.  Awalnya mencoba tanya ke AU, apakah bisa ambil kontrak nomernya dan sekaligus HP. AU mensyaratkan transaksi lebih baik menggunakan kartu kredit. Ini yang aku tak punya. Karena tak pernah suka memilki kartu ini, bermasalah menurutku. Atau, bisa beli cash dulu hp carier AU, lalu buat kontrak langganan nomer dan paket datanya. Kuputusakan, cari perusahaan lain yang tanpa kartu kredit. Di lantai 3, ada softbank, lumayan tanpa kartu kredit. Cukup senang, sehingga sudah mau input semua data, tibalah mereka cek saldo rekening. Karena masih baru tiba dan hanya mengandalkan support bulanan, tentu saja tak banyak di rekening. Sekali lagi, mereka tawarkan beli hp secara tunai lalu langganan paket datanya bisa pake kartu debit. Gagal lagi. Kembali ke lantai 1 digedung mall, masih ada hara

Pemerintah Jepang Mempertimbangkan Pelonggaran Status Darurat Covid-19

  Sumber gambar:wikipidia.org Seperti diberitakan NHK World-Japan, bahwa hingga 7 Maret 2021 pemerintah pusat Jepang memberlakukan status darurat Covid, dengan pembatasan aktivitas penduduk.  Pada 7 Februari 2021, berita ini ditulis, Pemerintah sedang mereviu dan mengevaluasi beberapa daerah yang apabila sebelum 7 Maret 2021 sudah mengalami penurunan kasus covid, bisa dipertimbangkan kembali status kedaruratannya. Pemerintah Jepang terus berkonsultasi kepada para pakar untuk menangani covid dan mencegah resiko terburuk pada masyarakat. Pertemuan dengan para pakar tersebut diagendakan hari Jumat ini. Diharapkan bisa menghasilkan kebijakan sebagai pertimbangan perubaha/perbaikan aturan penanggulangan covid.  Di lain pihak, Gubernur Osaka, Yohimura Hirofumi, mengajukan pelonggaran aturan kepada pemerintah pusat mengingat terjadi penurunan kasus di beberapa daerah. Permohonan ini bisa dijadikan sebagai pertimbangan dalam revisi aturan mergency yang diterapkan. Pertemuan Asosiasi Gubernur J

Travel Bag Tidak Bisa Dibuka

 Baru saja masuk apato, pintu sudah diketuk temenku dari India. Ternyata, dua tas besarnya, tempat baju dan barang-barangnya dari India, tidak bisa dibukanya. Dengan modal sedikit nekat, aku iyakan saja untuk pergi ke kamarnya, sambil melihat langsung problemnya. Tepat sekali, dua tasnya tidak bisa dibuka, macet, meski sudah menggunakan kode angka yang telah di set nya. Baiklah. It's time for me to open google and youtube. Let's find the solution. Hampir setengah jam utak atik dan mencoba mempraktikan hasil tutorial di youtube. Akhirnya terpecahkan. Pertama, cara posisi lubang disetiap angka sandinya. Letakkan pada posisi yang sama. Lalu putar satu persatu ke arah yang sama. Coba beberapa kali. Dan wow, bisa terbuka. Alhamdulillah, bisa bermanfaat bagi yang lain.  Jika anda mengalami hal yang sama, cari saja di google atau youtube dengan kata kunci "cara membuka kunci koper", "how to unlock luggage lock", "Cara Mudah Buka Koper Lupa Kode Kunci", da