Tanggal 4 Desember 2020, akhirnya bisa masuk kembali ke Jepang, back to school. Di era pandemi covid-19, harus masuk karantina selama 2 minggu meskipun hasil tes covidnya negatif. Tempat karantinaku di Nishihara, Shibuya-ku, Tokyo. Bukan hotel, hanya tempat pusat pelatihan dengan fasilitas lumayan seperti apato.
Hari pertama karantina, harus mempelajari dengan cepat tata aturannya. Diantaranya: tidak boleh keluar kamar, hanya boleh keluar di lantai yang sama untuk mengambil makanan, mencuci, dan ambil air panas.
Di kamar, ditemani dengan TV, dengan chanel mayoritas berbahasa jepang, hanya ada 2 berbahasa Inggris. Untungnya, wifinya lumayan kencang bisa menemani untuk mengejakan tugas belajar. Menyibukkan diri dengan belajar dan ibadah, menjadi kesempatan yang langka dalam karantina ini. Seperti di penjara sih, karena tak bertemu dengan orang lain dan berkeliaran sebagaimana orang merdeka. Semua dibatasi.
Setidaknya dihari pertama karantina, ada kesempatan istirahat untuk mengembalikan kebugaran tubuh dan dari Jet Lag.
Suhu udara di Tokyo cukup dingin bisa sampai 4 derajat celcius. Namun, jangan kuatir jika sudah masuk fasilitas pusat pelatihan, di kamar disediakan AC dan penghangat ruangan. Toilet duduknya saja hangat ketika diduduki. Air krannya bisa langsung diminum, dan ada pillihan dingin atua panasnya.
Disini, pengembaraan bermulai.
Tokyo, 6 Desember 2020.
Komentar
Posting Komentar